Pagi ini sudah bulat tekad, setengah mati meyakinkan diri.
Berangkat dengan penuh semangat, dan yakin akan tersenyum lagi.
Eeeh...apa mau dikata
Diri ini terlalu berlebihan
Luluh lantah semua kata sirna
Tak tahan melihat dirinya
Padahal sudah mantap aku melangkah
Nekat malah.
Diutarakan sudah, tetap saja tak berubah.
Sekali lagi, ini sudah suratanNya.
Ini sudah takdirNya.
Awalnya difikir mungkin bisa berjalan baik.
Berusaha melawan arus nasib dan melakukan yang terbaik.
Tetap saja, masih miris hati melihatnya.
Tak kuasa.
Sudahlah, berpuas saja dengan keadaan sekarang.
Dan coba nikmati yang akan datang.
Walau sakit...sekali dirasa.
Walau perih...sekali dirasa.
Toh percuma.
Dia tak akan paham.
Dia sudah jadi orang awam.
Bodohnya...
Masih saja mengemis perhatian.
Masih saja peduli dan kasihan.
Masih saja khawatir dan kepikiran.
Padahal...sebaliknya
Terlintas pun tidak.
Iba pun tidak.
Apalagi cemburu dan sayang.
Yang ada waktunya hanya terbuang.
Sudahlah...
Toh dia tak akan tahu rasanya.
Bagaimana menunggu
Bagaimana kesepian menghantu
Bagaimana rindu membelenggu
Bagaimana sakitnya mengaduh
Bagaimana perihnya dan hanya bisa termangu.
Dia tak pernah rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar