Alat musik berbentuk seperti miniatur perahu dan memiliki dua dawai ini mulai sulit ditemukan yang bisa memainkannya. Peminatnya hanya dari kalangan orang tua yang sudah lanjut usia. Kurangnya minat dari generasi muda untuk mempelajari Kecapi Mandar juga ilmu yang didapat merupakan ilmu turun temurun menjadi faktor langkanya pemain.
Pada awalnya, Kecapi Mandar adalah alat musik biasa yang dapat dimainkan kapan saja tanpa adanya pelaksanaan upacara adat. Namun seiring perkembangan waktu, Kecapi mandar sering dijadikan alat musik pengiring dalam upacara adat dan acara penting lainnya. Lagu pengiring yang mengiringi permainan alat musik ini biasanya berupa syair yang terbagi menjadi tiga kategori yaitu "Tolo" cerita yang mengisahkan tentang kepahlawanan, "Tere" berisi pujian pada seseorang dan "Masala" berisi lagu atau syair religi.
Keunikan lain dari Kecapi Mandar adalah dari cara memainkannya. Untuk memainkannya, pemain harus menaikkan kaki kirinya dan mendekatkan kecapi ke dada. Selain itu dari segi permainan, bentuk kecapi pun ada yang berbeda bentuknya. Kecapi yang dimainkan oleh perempuan cenderung lebih lengkung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar