Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Januari 2019

Kecubung.

Jadi, malam ini aku iseng melihat rekaman lama yang mendokumentasikan beberapa perjalanan kita. Tidak banyak memang, namun berhasil melambungkan bagian lobus frontalisku pada nostalgia.

Darimu aku belajar bahwa keinginan kita akan selalu terbentur oleh keinginan orang lain dan kewajiban kita sebagai anak, terlebih kita sama sama anak sulung. Kamu menahan. Selalu berusaha menahan emosimu pada banyak hal yang tidak membuatmu nyaman, hasratmu akan hal hal menyenangkan seperti orang lain, namun tidak bagi egomu untuk tetap kuat dan maju dari keadaanmu sekarang.

Terkadang orang mungkin akan salah mengartikan cara penyampaianmu yang bermaksud baik, seperti saat kamu menyuruhku untuk sekadar duduk dibanding berdiri atau memakai helm saat berkendara. Berkali kali aku bilang padamu bahwa ada cara lain yang lebih baik. Tapi kamu mengelak, bahkan kadang bertingkah seakan menerima namun membantah dan mempertahankan yang kamu lakukan sudah benar menurutmu.

Kamu senang jika ada orang yang peduli padamu tapi sisi lain dirimu pun khawatir apa kamu bisa memberikan hal yang baik pula untuk orang itu. Bagian dari dirimu yang aku senangi adalah kamu selalu mencoba untuk jujur pada orang lain dan pada dirimu sendiri. Kamu sadar kapasitas dirimu dan tidak berupaya untuk memaksakan. Mungkin itu yang kadang membuat aku berpikir bahwa kamu terlalu cuek, menyebalkan dan datar. Tapi aku selalu suka saat membuatmu kegelian di atas motor juga saat kamu menasihatiku.

Oh ya satu hal lagi, aku senang saat kamu percaya padaku dan mulai bercerita mengenai keresahanmu. Terakhir aku minta maaf padamu jika yang aku tulis mungkin tidak sesuai dengan keadaanmu dan apa yang kamu rasakan. Awalnya aku ingin menulis lebih banyak hal, tapi pasti akan semakin banyak kekeliruan yang kamu rasakan dan akan muncul perdebatan panjang (aku suka sebenarnya saat kamu mulai mengajak berdebat akan hal apapun). Jadi aku cukupkan sampai sini. Aku hanya ingin kamu tau bahwa aku sangat terkejut saat kamu memberikan buku padaku.

Sampai jumpa di lain kesempatan saat kamu akan menunaikan janjimu nantinya.





Ps. aku tau kamu gak akan suka karena penggunaan bahasa yang baku ini dan komentarmu pasti akan "lebay banget".