Total Tayangan Halaman

Senin, 24 Oktober 2016

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN DAN PEMBIAYAN (2)

Sifat Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivits-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang  serta jasa, aktivitas utama utama dari siklus pengeluaran adalah (1) membeli barang  dan jasa-transaksi  pembelian dan (2) melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran kas.

Tujuan Audit

Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan.  Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

Pemahaman Bisnis Klien Untuk Mengembangkan Strategi Audit

Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusahaan eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri jasa, hutang usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan resiko terjadinya salah saji yang material tidaklah besar. Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang :

Materialitas
Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti persediaan, properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan.

Risiko inheren
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran.
Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
Faktor – faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran mencangkup berikut ini :
1. Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.
2. Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi
3. Pembelian aktiva dapat diselewengkan
4. Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
5. Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan al – hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.

Risiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis merupakan resiko deteksi bahwa prosedur tersebut akan gagal dalam mendeteksi kekeliruan dan kesalahan pengujian.
Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk memperkirakan pembelian, persediaan dan hutang tumbuh pada tingkat yang konsisten.

Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus Pengeluaran

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
LingkunganPengendalian
Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan “ pembayaran kembali” melakukan transaksi bisnis yang lebih besar dengan pemasok tersebut. Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan :
1. Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja peruahaan.
2. Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview.
3. Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.
4. Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama.
5. Penilaian Risiko Manajemen
Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :
a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian.
b. Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting.
d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
e. Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.
f. Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.
g. Informasi dan komunikasi
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :
- Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
- Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang dikembalikan.
- Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.
- Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
- Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :
• Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan.
• Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya.
• Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
• Penilaian awal atas risiko pengendalian
Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi.

Aktivitas PengendalianTransaksi Pembelian

Hampir semua perusahaan yang memerlukan audit memiliki sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Jenis- jenis pengendalian computer ada dua, yaitu:
1. Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi computer
2. Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi
3. Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
a. Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.
b. Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.
c. Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
d. Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.
e. Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salian permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual, dan voucher yang sesuai—semua dokumentasi yang mendukung transaksi pembelian.
f. Laporan Pengecualian.
Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
g. Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama hari itu.
h. Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat persetujuan untuk dibayar.
i. File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan serta melakukan pembayaran kepadanya.
j. File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
k. File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima dari pemasok.
l. File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta buku besar
m. File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha.
n. File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.

Fungsi-Fungsi

Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
a. Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:
- Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.
- Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
- Pembuatan pesanan pembelian.
- Penerimaan barang dan jasa.
- Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup:
•  Penerimaan barang
•  Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.
• Pengembalian barang ke pemasok.
• Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:
1. Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
2. Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi untuk merencanakan audit. Yaitu, auditor perlu memilikipemahaman yang cukup agar mampu mengidentifikasi jenis-jenis salah saji yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan merancang pengujian substantif. Sama halnya dengan keempat komponen pengendalian internal lainnya, pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pembelian terutama diperoleh melalui pengalaman sebelumnya dengan klien, Tanya jawab, observasi, dan inspeksi dokumen.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal. Auditor juga dapat menguji keefektivan pengendalian manajemen seperti pengendalian anggaran dan review manajemen atas transaksi yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka ia harus:
a. Menguji keefektifan pengendalian umum;
b. Menggunakan teknik audit berbantuan komputer (CAATs) untuk mengevaluasi keefektifan pengendalian terprogram;
c. Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.

Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara berbarengan dengan perolehan pemahaman pada tahap perencanaan audit. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian risiko pengendalian yang rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten daripada penilaian risiko pengendalian yang lebih tinggi.

Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Harga pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha

Harga Pokok Penjualan ÷ Hutang Usaha
jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah kebijakan pembayarannya.

Hutang sebagai persentase dari Total Aktiva

Hutang Usaha ÷ Total Aktiva
Saldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat dalam membandingkannya dengan data industri. Penurunan rasio ini yang signifikan dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Rasio Lancar (Curient Ratio)

Aktiva Lancar ÷ Kewajiban Lancar
Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Rasio Cepat (Quick Ratio)

Aktiva Moneter Lancar ÷ Kewajiban

Moneter Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah ke1engkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar