Total Tayangan Halaman

Senin, 24 Oktober 2016

Najib, Emha Ainun, BH. Part 2

Kenapa orang tidak merdeka memilih bentuk dari kegairahannya atas sesuatu yang justru lebih intens dan lebih berarti bagi hatinya? Dan merunduk runduk di bawah bingkai kebudayaan macam itu. Bingkai yang kalau kau terlalu baik hati padanya, kelak akan mencekik lehermu.
(Hal. 34)

Biarlah mendung menjadi medung tanpa mengingat matahari dan lautan. Biarlah hujan adalah hujan, dan biarlah bumi basah adalah bumi basah. Aku tak akan menyalahkan bagaimana hujan itu diproses. Biarlah aku adalah kemanusiaanku itu sendiri. Bukan bagianku mengurus berapa jenis mani yang membentukku. Tuhan menjaga segala sesuatu dan ia pun bertanggung jawab atas segala sesuatu.

"Bangsat! Sudah disabar-sabarkan masih saja marah-marah. Dasar manusia tidak pancasilais, komunis kau ya?"
"Biadab! Dasar pelacur. Tidaj dikasih tahu urusab orang lantas maki-maki."
"Setan, anjing kurap kau. Bangsat! Bajingan!"
(Hal. 111)

Anggap saja mimpi itu kentut lewat. Kalau mimpi buruk, itu namanya setan kesasar. Kalau mimpi bagus, itu tandanya malaikat kangen sama kita. Tidur, tenanglah Mama.
(Hal. 113)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar