Total Tayangan Halaman

Jumat, 14 Oktober 2016

Naif

Sudah beribu kali aku rasakan, tapi tak pernah jera.
Hingga bebal atau bodoh, tak ada bedanya bagiku.
Naif memang jika terus menerus begini. Mengesampingkan rasio dibandingkan perasaan.
Tapi kalian juga harus tau, bahwa sekuat apapun aku melawan perasaan ini, ternyata ada begitu banyak luka yang akan aku terima.
Ya...aku biarkan pikiran ini menggila sendiri.
Tanpa penghalang aku biarkan perasaan ini mengekpresikan segalanya.
Mengubur dan membentengi pikiran agar tak keluar dari persembunyiannya.
Karena aku sadar, jika pikiran itu mulai muncul, maka saat itu pulalah aku akan kehilangan segalanya.
Jadi aku mohon, kalian biarkan aku untuk melatih diriku agar sanggup menahan rasa sakit yang timbul nantinya.
Tuhan, maafkan aku!
Bukan maksud menghujat, aku hanya penasaran.
Mengapa Engkau berikan padaku sebuah bingkisan yang tidak sempurna? Hanya sebongkah perasaan ku temukan disana, tanpa ada pikiran yang bersanding di sampingnya.
Maka jadilah aku begini.
Terus meratap membuka benteng pikiran, namun aku sendiri yang sudah membuang kuncinya ke jurang terdalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar